Minggu, 02 November 2014

laporan praktikum biokimia karbohidrat



I.       Judul : Uji Pengenalan Karbohidrat
II.    Tujuan :
Kegiatan 1  : Membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.
Kegiatan 2  : Membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin).
Kegiatan 3  : Membuktikan adanya gula reduksi.
Kegiatan 4  : Membuktikan adanya gula reduksi dalam beberapa larutan menggunakan
larutan fehling A dan B.
Kegiatan 5  : Membuktikan adanya gula reduksi dalam beberapa larutan menggunakan
larutan fehling A dan B dengan menggunakan bahan alam.
Kegiatan 6  : Membuktikan adanya gula reduksi dengan menggunakan bahan alam.
Kegiatan 7 : Membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin) dengan
menggunakan bahan alam.

III. Landasan Teori
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain karbohidrat adalah sakarida. Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Dari rumus umum karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini adalah suatu polimer yang tersusun atas monomer-monomer. Berdasarkan monomer yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:
1.      Monosakarida: karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
2.      Oligosakarida: karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan monosakarida. Oligosakarida yang umum adalah disakarida yang terdiri atas dua satuan monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida. Contoh: sukrosa, maltose, dan laktosa.
3.      Polisakarida: karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang. Hodrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida. Contoh: amilum, glikogen, dekstrin, dan sellulosa.
Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali, polisakarida bersifat tidak larut dalam air.
Amilum dengan air dingin akan membentuk suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasata dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel. Suspensi amilum akan memberikan warna biru dengan larutan iodium. Hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya amilum dalam suatu bahan. Hidrolisis sempurna amilum oleh asam atau enzim akan menghasilkan glukosa.
Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada tumbuhan. Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena, baik amilum maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa. Glikogen dalam air akan membentuk koloid dan memberikan warna merah dengan larutan iodium.
Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida, akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes larutan α-naftol dalam alkohol dan ditambahkan asam sulfat pekat, sehingga tidak bercampur. Warna ungu akan tampak pada bidang batas antara kedua cairan. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dalam suatu bahan dan dikenal dengan uji molisch.
Monosakarida dan disakarida memiliki rasa manis, sehingga sering disebit gula. Rasa manis dari gula disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Kebanyakan monosakarida dan disakarida, kecuali sukrosa dalah gula pereduksi. Sifat mereduksi disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekulnya. Larutan gula bereaksi positif dengan pereaksi fehling, pereaksi tollens, maupun pereaksi benedict. Sebaliknya, kebanyakan polisakarida adalah gula nonpereduksi. (Yazid, 2006)
Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia.  Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel. Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan.
http://monruw.files.wordpress.com/2010/03/uji-molisch.jpg?w=530
 H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.
Pada uji Iodium, kondensasi Iodium dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan Iodium dapat membentuk kompleks biru, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah. Setelah tabung diuji Iodium, warna yang muncul berturut-turut adalah biru pekat (hitam), coklat kemerahan, merah hati, merah, orange dan akhirnya warna serupa dengan warna Iodium. Warna-warna tersebut merupakan indikasi bahwa terjadi proses hidrolisis sempurna amilum menjadi glukosa. Hal ini ditunjukkan dengan uji Iodium negatif, karena glukosa jika diuji dengan pereaksi Iodium akan memberikan hasil negatif.
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling atau Benedict menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). selain pereaksi Benedict dan Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dengan pereaksi Tollens. Gula pereduksi dengan larutan benedict (campuran garam kupri sulfat, natrium sulfat, natrium karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan warna merah dari kupro oksida. Endapan yang terbentuk warnanya tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict. Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kupri sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari kupri sulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedict bersifat asam lemah.


http://monruw.files.wordpress.com/2010/03/uji-fehling.jpg?w=530

Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid. Reagent yang digunakan dalam pengujian ini adalah Fehling A (CuSO4) dan Fehling B (NaOH dan KNa tartarat). Reaksi yang terjadi dalam uji fehling adalah :
Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH- membentuk asam karboksilat. Cu2O (endapan merah bata) yang terbentuk merupakan hasil sampingan dari reaksi pembentukan asam karboksilat. Pereaksi Fehling dapat direduksi oleh selain karbohidrat yang mempunyai sifat pereduksi juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A dan Fehling B. Larutan Fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkan Fehling B adalah larutan garam KNa tatrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi CuO2. Fehling B berfungsi mencegah Cu2+ mengendap dalam suasana.

IV. Alat dan Bahan
Kegiatan 1: Uji Molisch       

Alat:
-          Tabung reaksi
-          Pipet tetes
-          Penjepit
-          Bunsen
-          Korek api
-          Kertas label



Bahan:
-          Larutan Amilum 1%
-          Larutan Glukosa 1%
-          Larutan Dekstrosa 1%
-          Larutan Sukrosa 1 %
-          Larutan Laktosa 1%
-          Larutan Maltosa 1%
-          Larutan Levulosa 1%
-          Pereaksi Molisch
-          H2SO4 pekat

Kegiatan 2: Uji Iodium

Alat:
-          Tabung reaksi
-          Pipet tetes
-          Penjepit
-          Kertas label




Bahan:
-          Larutan Amilum 1%
-          Larutan Glukosa 1%
-          Larutan Dekstrosa 1%
-          Larutan Sukrosa 1 %
-          Larutan Laktosa 1%
-          Larutan Maltosa 1%
-          Larutan Levulosa 1%
-          Larutan Iodium

Kegiatan 3 : Uji Benedict

Alat:
-          Tabung reaksi
-          Pipet tetes
-          Penjepit
-          Bunsen
-          Korek api
-          Kertas label


Bahan:
-          Larutan Amilum 1%
-          Larutan Glukosa 1%
-          Larutan Dekstrosa 1%
-          Larutan Sukrosa 1 %
-          Larutan Laktosa 1%
-          Larutan Maltosa 1%
-          Larutan Levulosa 1%
-          Pereaksi Benedict


Kegiatan 4 : Uji Fehling

Alat:
-          Tabung reaksi
-          Pipet tetes
-          Penjepit
-          Bunsen
-          Korek api
-          Kertas label
           


Bahan :
-          Larutan Fehling A
-          Larutan Fehling B
-          Larutan Amilum 1%
-          Larutan Glukosa 1%
-          Larutan Dekstrosa 1%
-          Larutan Sukrosa 1 %
-          Larutan Laktosa 1%
-          Larutan Maltosa 1%
-          Larutan Levulosa 1%

Kegiatan 5: Uji Fehling dengan menggunakan bahan alam
                                               

Alat:
-          Tabung reaksi
-          Pipet tetes
-          Penjepit
-          Gelas beker
-          Bunsen
-          Korek api
-          Pengaduk
-          Kertas label
            Bahan :
-          Larutan Fehling A
-          Larutan Fehling B
-          Gula pasir
-          Madu
-          Biscuit
-          Nasi
-          Aquades

Kegiatan 6: Uji Benedict dengan menggunakan bahan alam

Alat:
-          Tabung reaksi
-          Pipet tetes
-          Penjepit
-          Gelas beker
-          Bunsen
-          Korek api
-          Pengaduk
-          Kertas label
            Bahan :
-          Pereaksi Benedict
-          Gula pasir
-          Madu
-          Biscuit
-          Nasi
-          Aquades





Kegiatan 7 : Uji Iodium dengan menggunakan bahan alam

Alat:
-          Tabung reaksi
-          Pipet tetes
-          Penjepit
-          Gelas beker
-          Pengaduk
-          Kertas label

Bahan :
-          Larutan Iodium
-          Madu
-          Jagung
-          Susu




V.    Prosedur Kerja:
Kegiatan 1 : Uji Molisch
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Memberi label pada masing-masing tabung reaksi menggunakan kertas label, sesuai dengan bahan yang akan digunakan dalam uji molisch tersebut.
3.      Menetesi masing-masing tabung reaksi dengan pereaksi molisch kira-kira 3 tetes .
4.      Mengocok masing-masing tabung secara perlahan sampai masing-masing larutan tercampur merata.
5.      Mencatat dan mengamati perubahan warna sebelum ditetesi H2SO4.
6.      Memfoto semua tabung.
7.      Menetesi masing-masing tabung menggunakan larutan H2SO4.
8.      Mengocok masing-masing tabung secara perlahan.
9.      Mengamati perubahan warna yang terjadi, kemudian mencatat dan memfoto hasilnya.
Kegiatan 2 : Uji Iodium
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Memberi label pada masing-masing tabung reaksi menggunakan kertas label, sesuai dengan bahan yang akan digunakan dalam uji Iodium tersebut.
3.      Menetesi masing-masing tabung reaksi dengan larutan Iodium kira-kira 4 tetes.
4.      Mencatat dan mengamati perubahan warna sebelum dikocok.
5.      Memfoto ke semua tabung.
6.      Mengocok masing-masing tabung secara perlahan sampai masing-masing larutan tercampur merata.
7.      Mengamati perubahan warna yang terjadi setelah dikocok.
8.      Mencatat dan memfoto hasilnya.
Kegiatan 3 : Uji Benedict
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Memberi label pada masing-masing tabung reaksi menggunakan kertas label, sesuai dengan bahan yang akan digunakan dalam uji benedict tersebut.
3.      Menetesi masing-masing tabung reaksi dengan pereaksi benedict kira-kira 5 tetes .
4.      Mengocok masing-masing tabung reaksi sampai masing-masing larutan tercampur merata.
5.      Mengamati perubahan warna yang terjadi sebelum dibakar.
6.      Memfoto semua tabung.
7.      Menyalakan lampu Bunsen dengan menggunakan korek api.
8.      Membakar ujung masing – masing tabung reaksi diatas lampu bunsen sampai larutan berubah warna.
9.      Mengamati perubahan warna yang terjadi, kemudian mencatat dan memfoto hasilnya.
Kegiatan 4 : Uji Fehling
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Memberi label pada masing-masing tabung reaksi menggunakan kertas label, sesuai dengan bahan yang akan digunakan dalam uji Fehling tersebut.
3.      Menetesi masing-masing tabung reaksi yang berisi bahan yang telah dilarutkan dengan Fehling A kurang lebih 4 tetes menggunakan pipet tetes.
4.      Mengocok masing-masing tabung secara perlahan sampai tercampur merata.
5.      Menetesi masing-masing tabung reaksi dengan Fehling B kira-kira 4 tetes yang sebelumnya sudah ditetesi fehling A.
6.      Mengocok kembali sampai masing-masing larutan tercampur merata.
7.      Memfoto keempat tabung yang sudah ditetesi fehling A dan B
8.      Mencatat dan mengamati perubahan warna sebelum dibakar.
9.      Memfoto kembali semua tabung.
10.  Menyalakan lampu Bunsen dengan menggunakan korek api.
11.  Membakar ujung masing – masing tabung reaksi diatas lampu bunsen sampai larutan berubah warna.
12.  Mengamati perubahan warna yang terjadi.
13.  Mencatat dan memfoto hasilnya.
Kegiatan 5: uji fehling dengan menggunakan bahan alam
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Memberi label pada masing-masing tabung reaksi menggunakan kertas label, sesuai dengan bahan yang akan digunakan dalam uji Fehling bahan alam tersebut.
3.      Menumbuk dan melarutkan bahan yang akan di uji dengan aquades di dalam gelas beker.
4.      Memasukkan bahan yang telah dilarutkan dengan aquades tadi ke dalam tabung reaksi
5.      Menetesi masing-masing tabung reaksi yang berisi bahan yang telah dilarutkan dengan Fehling A kurang lebih 4 tetes menggunakan pipet tetes.
6.      Mengocok masing-masing tabung secara perlahan sampai tercampur merata.
7.      Menetesi masing-masing tabung reaksi dengan Fehling B kira-kira 4 tetes yang sebelumnya sudah ditetesi fehling A.
8.      Mengocok kembali sampai masing-masing larutan tercampur merata.
9.      Memfoto keempat tabung yang sudah ditetesi fehling A dan B
10.  Mencatat dan mengamati perubahan warna sebelum dibakar.
11.  Memfoto kembali semua tabung.
12.  Menyalakan lampu Bunsen dengan menggunakan korek api.
13.  Membakar ujung masing – masing tabung reaksi diatas lampu bunsen sampai larutan berubah warna.
14.  Mengamati perubahan warna yang terjadi.
15.  Mencatat dan memfoto hasilnya.
Kegiatan 6 : Uji benedict Bahan Alam
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Memberi label pada masing-masing tabung reaksi menggunakan kertas label, sesuai dengan bahan yang akan digunakan dalam uji benedict bahan alam tersebut.
3.      Menumbuk dan melarutkan bahan yang akan di uji dengan aquades di dalam gelas beker.
4.      Memasukkan bahan yang telah dilarutkan dengan aquades tadi ke dalam tabung reaksi.
5.      Menetesi masing-masing tabung menggunakan larutan benedict kira-kira 4 tetes.
6.      Mengocok masing-masing tabung reaksi secara perlahan sampai semuanya tercampur.
7.      Memfoto, mengamati dan mencatat perubahan warna sebelum dibakar.
8.      Menyalakan lampu Bunsen dengan menggunakan korek api.
9.      Membakar ujung masing – masing tabung reaksi diatas lampu bunsen sampai larutan berubah warna.
10.  Mengamati perubahan warna yang terjadi
11.  Mencatat dan memfoto hasilnya.
Kegiatan 7 : Uji Iodium Bahan Alam
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Memberi label pada masing-masing tabung reaksi menggunakan kertas label, sesuai dengan bahan yang akan digunakan dalam uji Iodium bahan alam tersebut.
3.      Menumbuk dan melarutkan bahan yang akan di uji dengan aquades di dalam gelas beker.
4.      Memasukkan bahan yang telah dilarutkan dengan aquades tadi ke dalam tabung reaksi.
5.      Menetesi masing-masing tabung menggunakan larutan iodium kira-kira 4 tetes.
6.      Mengamati perubahan warna yang terjadi sebelum dikocok
7.      Mengocok masing-masing tabung reaksi secara perlahan sampai semuanya tercampur rata.
8.      Mengamati perubahan warna yang terjadi setelah dikocok.
9.      Mencatat dan memfoto hasilnya.

VI. Hasil dan Pembahasan
A.    Hasil
Kegiatan
Gambar
Keterangan
1.      Uji molisch
Gb. Sebelum ditetesi H2SO4
 
molisch sebelum.jpg
·         Gambar disamping merupakan larutan yang sudah ditetesi pereaksi molisch namun belum ditetesi H2SO4. Larutan-larutan tersebut berwarna merah muda.
Gb. Setelah ditetesi H2SO4
 
10622734_944595235556875_4132113649256742904_n.jpg
·         Pada tabung yang berisi amilum, laktosa, dan dekstrosa menunjukkan hasil negatif (-) karena setelah ditetesi H2SO4 tidak terbentuk cincin berwarna ungu.
·         Pada tabung yang berisi sukrosa, maltose, levulosa, dan glukosa menunjukkan hasil positif (+) karena setelah ditetesi H2SO4 terbentuk cincin berwarna ungu.

2.      Uji iodin
Gb. Sebelum ditetesi iodium
 
iodin 2 sebelum.jpg


·         Sebelum ditetesi iodium larutan amilum berwarna keruh, sedangkan yang lainnya bening.
Gb. Sesudah ditetesi iodium
 
2.edit.png
·         Pada tabung yang berisi amilum menunjukkan hasil positif  (+) karena berwarna biru
·         Pada tabung yang berisi maltose, sukrosa, dekstrosa, levulosa, laktosa dan glukosa menunjukkan hasil negatif (-) karena berwarna merah bata.
3.      Uji benedict
Gb. Sebelum dipanaskan
 
ratih benedict edit.jpg
·         Sebelum dipanaskan, larutan-larutan yang sudah ditetesi benedict tersebut berwarna biru.

Gb. Setelah dipanaskan
 
3.edit.png
·         Pada tabung yang berisi sukrosa dan amilum menunjukkan hasil negatif (-) karena berwarna biru.
·         Pada tabung yang berisi maltose, dekstrosa, levulosa, laktosa, dan glukosa menunjukkan hasil positif (+) karena berwarna merah bata.
4.      Uji fehling
Gb. Sebelum dipanaskan
 
2014-09-06 15.22.10-1.jpg
·         Sebelum dipanaskan, larutan-larutan yang sudah ditetesi fehling A dan B berwarna biru.
Gb. Sesudah dipanaskan
 
4.edit.png
·         Pada tabung yang berisi amilum menunjukkan hasil negatif (-) karena berwarna biru.
·         Pada tabung yang berisi glukosa, laktosa, levulosa, maltose, dekstrosa, sukrosa menunjukkan hasil positif (+) karena berwarna merah bata.
5.      Uji fehling dengan menggunakan bahan alam
Gb. Sebelum dipanaskan
 
gabung sebelum bakar.jpg
·         Sebelum dipanaskan, larutan-larutan yang sudah ditetesi fehling A dan B, larutan nasi berwarna ungu, larutan madu dan gula pasir berwarna hijau, sedangkan biscuit berwarna abu-abu.
Gb. Sesudah dipanaskan
 
sesudah dibakar.jpg
·         Pada tabung yang berisi larutan nasi menunjukkan hasil negatif (-) karena berwarna ungu.
·         Pada tabung yang berisi biscuit, madu dan gula pasir menunjukkan hasil positif (+) karena berwarna orange.
6.      Uji benedict dengan menggunakan bahan alam
Gb. Sebelum dipanaskan
 
benedict alami sebelum edit.jpg

·         Sebelum dipanaskan, larutan nasi berwarna putih, larutan biscuit berwarna putih keruh, larutan gula pasir bening, dan larutan madu berwarna coklat bening.
Gb. Sesudah dipanaskan
 
6.edit.png
·         Pada tabung yang berisi madu, nasi, biscuit, dan gula pasir semuanya menunjukkan hasil positif (+) karena berwarna orange.
7.      Uji iodium dengan menggunakan bahan alam
iodin alami sebelum.jpg


Gb. Sebelum dikocok
 
 


·         Sebelum dikocok, larutan madu berwarna kuning kecoklatan pada bagian dasar, sedangkan pada bagian atas berwarna coklat kemerahan. Pada larutan jagung berwarna hitam. Sedangkan pada larutan susu berwarna putih kekuningan.
Gb. Sesudah dikocok
 
7.edit.png

·         Pada tabung yang berisi larutan jagung dan madu menunjukkan hasil positif (+) karena larutan jagung berwarna hitam dan madu berwarna merah kecoklatan.
·         Pada tabung yang berisi susu menunjukkan hasil negatif (-) karena berwarna putih agak kuning.

B.     Pembahasan
Dari pengamatan diatas, diperoleh pembahasan bahwa, pada uji molisch semua larutan (sukrosa, maltosa, levulosa, glukosa, amilum, laktosa, dan dekstrosa) menunjukkan hasil positif (+). Reaksi positif ini ditunjukkan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan. Cincin berwarna ungu tersebut merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksi metil-furfural dengan α naftol dalam pereaksi molisch. Pada saat penambahan H2SO4, tabung yang berisi glukosa, sukrosa, maltosa, dan levulosa terbentuk cincin ungu dengan cepat. Sedangkan pada tabung yang berisi amilum, dekstrosa, dan laktosa, cincin terbentuk dengan lambat.
Pada uji iodium, yang menunjukkan hasil positif (+) adalah amilum. Hal ini dikarenakan setelah ditetesi iodium larutan amilum berubah warna menjadi biru. Amilum ini merupakan salah satu contoh dari polisakarida sehingga warna biru yang dihasilkannya ini menandakaan bahwa pada amilum terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan amilum dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang masuk kedalam spiralnya. Amilum terdiri dari banyak monomer glukosa. Sedangkan pada maltose, sukrosa, dekstrosa, levulosa, laktosa dan glukosa menunjukkan hasil negatif (-). Hal ini dikarenakan setelah ditetesi iodium larutan maltose, sukrosa, dekstrosa, levulosa, laktosa dan glukosa berubah warna menjadi orange dan merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan maltose, sukrosa, dekstrosa, levulosa, laktosa dan glukosa tidak termasuk dalam golongan polisakarida.
Pada uji benedict, yang menunjukkan hasil positif (+), yaitu maltose, dekstrosa, levulosa, laktosa, dan glukosa. Larutan-larutan tersebut mengalami perubahan warna menjadi merah bata setelah ditetesi benedict dan dipanaskan. Perubahan warna ini menunjukkan adanya gula pereduksi. Semakin tinggi kandungan gula pereduksi dalam larutan maka semakin pekat pula warna orange yang dihasilkan bahkan akan ditemukan adanya endapan merah bata. Sedangkan hasil negatifnya (-) yaitu pada amilum dan sukrosa karena tidak menunjukkan adanya perubahan warna. Tidak adanya perubahan warna karena amilum dan sukrosa tidak mempunyai gugus aldehida atau keton bebas dan bukan merupakan gula pereduksi.
Pada Uji fehling, menunjukkan hasil positif apabila larutan sampel yang ditambahkan pereaksi fehling (A dan B) kemudian dipanaskan akan menunjukkan perubahan warna orange atau bahkan merah bata. Hal ini menandakan bahwa larutan sample tersebut merupakan gula pereduksi dan mengandung gugus aldehid atau keton bebas. Dari 7 sample yang di uji, 6 larutan sample yang menunjukkan perubahan warna orange atau merah bata adalah glukosa, laktosa, levulosa, maltosa, dekstrosa, dan sukrosa, hal ini disebabkan karena fehling yang memiliki ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi endapan warna merah bata (Cu2O). Sedangkan amilum menunjukkan perubahan warna biru, hal ini disebabkan karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan fehling. Amilum bukan gula perduksi yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi amilum dan larutan fehling, yang menyebabkan larutan tetap berwarna biru setelah dipanaskan.
Pada uji Fehling dengan menggunakan bahan alam menunjukkan hasil positif pada larutan biskuit karena ditemukan perubahan warna larutan menjadi orange dengan adanya endapan merah bata. Hasil positif juga ditemukan pada larutan madu dan gula pasir karena ditemukan perubahan warna larutan menjadi orange tanpa adanya endapan merah bata. Sedangkan yang menunjukkan hasil negatif yaitu larutan nasi karena warnanya tidak berubah setelah direaksikan yaitu tetap ungu. Biskuit, madu dan gula pasir mengandung golongan karbohidrat yang termasuk gula pereduksi yang memiliki gugus fungsi aldehid dan keton bebas pada strukturnya sehingga menunjukkan hasil positif, sedangkan nasi mengandung polisakarida dan tidak memiliki gugus fungsi aldehid dan keton bebas pada strukturnya sehingga menunjukkan hasil negatif.
Pada uji benedict dengan menggunakan bahan alam, semua larutan (nasi, madu, biskuit, dan gula pasir) menunjukkan hasil yang positif (+). Setelah ditetesi benedict, terjadi perubahan warna dari biru ke orange dan adanya endapan merah bata. Perubahan warna ini menunjukkan bahwa dari semua bahan yang dipakai (nasi, madu, biskuit, dan gula pasir) mengandung gula pereduksi, dimana larutan dari bahan-bahan tersebut mempunyai gugus aldehida atau keton bebas yang akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Semakin tinggi kadar pereduksinya maka semakin pekat pula warna yang dihasilkannya. Akan tetapi, pada larutan nasi perubahan warnanya tidak terlalu pekat, hal ini dikarenakan kadar pereduksi pada nasi tersebut rendah.
Pada uji iodium dengan menggunakan bahan alam yaitu jagung, madu dan susu menunjukkan hasil bahwa, jagung dan madu menghasilkan reaksi positif. Jagung diketahui mengandung polisakarida. Madu murni diketahui mengandung fruktosa dan glukosa, dimana pada uji iodium menunjukkan negative. Akan tetapi pada pengamatan yang kami lakukan, madu menghasilkan reaksi positif karena madu yang digunakan mengandung banyak dekstrin. Kandungan karbohidrat pada susu berupa laktosa, dimana laktosa ini merupakan disakarida. Sehingga pada uji iodium menunjukkan hasil negative.

VII. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, uji karbohidrat dapat dilakukan dengan cara, diantaranya: uji molisch, iodium, benedict, dan fehling. Hasil positif pada uji molisch ditunjukkan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara lapisan sampel dan H2SO4. Pada uji iodium, hasil positif ditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Sedangkan pada uji benedict dan fehling, hasil positif ditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi orange dan adanya endapan merah bata.

VIII. Daftar Pustaka
Yazid,Estien. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Yogyakarta: ANDI
Lehninger, Albert L.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga
Organiksmakma. 2013. Uji Pada Karbohidrat. Dalam http://organiksmakma3c13.blogspot.com/2013/03/uji-pada-karbohidrat.html

IX.       Pertanyaan
Pertanyaan Kegiatan I
1.      Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan adanya karbohidrat !
2.      Tuliskan prosedurnya secara singkat !
3.      Sebutkan bahan alam yang mengandung senyawa furfural dan HMF !
Jawaban :
1.      Jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan adanya karbohidrat adalah Fehling A dan B
2.      Langkah kerja
·         Memasukkan bahan makanan masing-masing pada tabung reaksi, tambahkan sedikit air.
·         Menandai sesuai dengan tempat bahan makanan.
·         Menetesi masing-masing bahan makanan dengan Fehling A dan Fehling B sebanyak 3 tetes.
·         Menggunakan penjepit tabung reaksi,  masing-masing tabung dipanaskan di atas pembakar spiritus sampai mendidih kemudian dinginkan.
·         Mengamati perubahan yang terjadi dalam tabung.
·         Jika bahan berubah warna menjadi warna merah bata, menunjukkan bahan tersebut mengandung gula pereduksi.
3.      bahan alam yang mengandung senyawa furfural dan HMF yaitu jagung, singkong, dan ubi.

Pertanyaan Kegiatan 2
Sebutkan masing-masing dua persamaan dan perbedaan antara amilum dan glikogen
Jawaban :
Persamaan amilum dan glikogen
·         Sama-sama dari golongan karbohidrat polisakarida
·         Sama-sama mengandung ikatan glukosa 1,4-α-glioksida
Perbedaan amilum dan glikogen
·         Amilum banyak tersimpan pada tumbuhan, sedankan glikogen banyak tersimpan pada hewan
·         Butir pati pada amilum tidak larut dalam air, sedangkan glikogen larut dalam air.

Pertanyaan Kegiatan 3
1.      Pada percobaan ini, manakah yang menunjukkan hasil negative terhadap uji Benedict ? Mengapa ?
2.      Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikan adanya gula reduksi !
3.      Tuliskan cara kerjanya secara singkat !
4.      Sebutkan kelebihan menggunakan uji Benedict dibandingkan terhadap uji tersebut !
Jawaban :
1.      Pada percobaan ini, hasil , yang menunjukkan negative terhadap uji Benedict adalah Sukrosa dan amilum, karena sukrosa dan amilum tidak mengandung gugus aldehida atau keton bebas, sehingga ketika direaksikan dengan pereaksi benedict tidak terbentuk endapan merah bata.
2.       Jenis uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikan adanya gula reduksi adalah Uji fehling (A dan B)
3.      Langkah kerja
·         Pereaksi bersama dengan larutan uji dimasukkan ke dalam tabung
·         panaskan diatas api kecil sampai mendidih, kemudian didinginkan perlahan-lahan
·         perhatikan endapan yang terbentuk
·         Gula reduksi bereaksi dengan pereaksi fehling menghasilkan endapan merah bata.
4.      Kelebihan menggunakan uji Benedict dibandingkan uji fehling (A dan B)
Pereaksi Benedict bereaksi positif dengan senyawa yang mempunyai gugus alfa-hidroksi aldehida (seperti pada aldosa) atau alfa-hidroksi keton (seperti pada ketosa), tetapi tidak dengan aldehida atau keton sederhana. Di lain pihak, pereaksi Fehling dan Tollens bereaksi positif dengan gula aldosa dan ketosa, maupun dengan aldehida sederhana. Pereaksi Benedict digunakan untuk mengukur kadar gula dalam darah atau dalam urine.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar