Sabtu, 08 November 2014

about Oriolus chinensis



C Class of Oriolus chinensis
(CcoOc)

Salam Harmony ...
Perkenalkan, we are the family of C Class of Oriolus chinensis or CCoOc ...


You want to know about us ?
Hahaha .. cekidot ...
So, CCoOc ( C Class of Oriolus chinensis ) ini pertama kali dicetuskan oleh teman kami sebut aja “Eka Suakarya Utama”, yang pernah menjabat menjadi korlas pada semester satu.
Pada periode semester kali ini, kita dipimpin oleh seorang kepala suku yang berasal dari pulau cabe-cabean “LOMBOK” yaitu Arham Juaini. Dengan wakil korlasnya Hasby Wahid Harris.
Kami beranggotakan 24 orang,dengan 7 orang cowok and 17orang cewek. Meskipun adanya perbedaan karakter, agama, suku, budaya dan bahasa, kami selalu berusaha untuk bisa bersatu seperti molekul air.

Ini nih bukti kekompakan kelas kita !
 
Event kuliah lapangan Ilmu Pengetahuan Lingkungan



Event makan bersama :D

Bagaikan lirik yang terlukiskan dalam lagu mars BIOMA “satu hati satu jiwa” perbedaan tiada berarti jika kita berbagi, menyatukan tatanan rasa dalam kebersamaan,,,
From 3C for BIOMA : Semoga keakraban antar anggota BIOMA semakin terjalin dengan erat, makin kompak, kreatif, dan inovatif.

Salam SBB 2014
“BIOMA BE EXCELLENT” 
 
    BIOLOGY         

Ttd


All family of 3C







Rabu, 05 November 2014

uji sensitivas antibiotika terhadap mikroba laporan prakt. mikrobiologi



I.       JUDUL
Uji Sensitifitas Antibiotika Terhadap Mikroba

II.    TUJUAN
Untuk menentukan sifat sensitif antibiotika pada bakteri dengan metode Kirby-Bouer.

III. LANDASAN TEORI
Mikroorganisme yang berada di sekitar kita bermacam-macam ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan bagi makhluk hidup, khususnya pada manusia. Mikroorganisme misalnya bakteri ada yang bersifat patogen dan non patogen. Bakteri patogen adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tertentu, sedangkan bakteri non patogen adalah bakteri yang tidak menyebabkan penyakit. Adanya bakteri patogen membuat peneliti mulai mengembangkan pengetahuan mengenai resistensi suatu bakteri dan menemukan zat antimikrobia yang kemudian memudahkan manusia untuk mengendalikan pertumbuhan suatu bakteri.
Antibiotik merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme (khususnya dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain (Chaidir, 1994). Tiap-tiap antibiotik memiliki efektivitas yang berbeda-beda terhadap mikroorganisme (bakteri). Beberapa antibiotik dapat bekerja dengan baik pada bakteri gram negatif dan beberapa antibiotik lainnya ada yang lebih efektif pada bakteri gram positif.
Berdasarkan mekanisme aksinya, antibiotik dibedakan menjadi lima yaitu antibiotik dengan mekanisme penghambatan sintesis dinding sel, perusakan membran plasma, penghambatan sintesis protein, penghambatan sintesis asam nukleat dan penghambatan sintesis metabolit esensial (Pratiwi, 2008).
1.      Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel
Antibiotik ini adalah antibiotik yang merusak lapisan peptidoglikan yang menyusun dinding sel bakteri gram positif maupun gram negatif. Contohnya: Penisilin.
2.      Antibiotik yang merusak membran plasma
Membran plasma bersifat semipermaebel dan mengendalikan transpor berbagai metabolit kedalam dan keluar sel. Adanya gangguan atau kerusakan struktur pada membran plasma dapat menghambat atau merusak kemampuan membran plasma sebagai penghalang (barrier) osmosis dan menggangu sejumlah proses biosintesis yang diperlukan dalam membran. Contohnya: Polimiksin.
3.      Antibiotik yang menghambat sintesis protein
Antibiotik ini memiliki sperktrum luas dan bersifat bekterisidal dengan mekanisme penghambat pada sintesis protein. Antibiotik ini berikatan pada subunit 30S ribosom bakteri (beberapa terikat juga pada subunit 50S ribosom) dan menghambat translokasi peptidil-tRNA dari situs A kesitus P, dan menyebabkan kesalahan pembacaan mRNA dan mengakibatkan bakteri tidak mampu menyintesis protein vital untuk pertumbuhannya. Contohnya: Streptomisin.
4.      Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat (DNA/RNA)
Antibiotik ini melakukan penghambatan pada sitesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap transkripsi dan replikasi mikroorganisme. Contonya: Rifamisin.
5.      Antibiotik yang menghambat sintesis metabolit esensial
Penghambatan terhadap sinetsis metabolit esensial antara lain dengan adanya kompetitor berupa anti metabolit, yaitu substansi yang secara kompetitif menghambat metabolit mikroorganisme, karena memiliki struktur normal bagi enzim metabolisme. Contohnya: Sulfanilamid (Pratiwi, 2008).
Sensitifitas menyatakan bahwa uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode Uji sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah. uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Seorang ilmuan dari perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari prosedur Kirby-Bauer, sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini adalah penghambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar cakram kertas yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif.
Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah metode Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan mikroorganisme oleh ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram (paper disk) yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona hambatan pertumbuhan inilah yang menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap bahan anti bakteri . (Dwidjoseputro, 1998)

IV. ALAT DAN BAHAN:
A.    Alat:
1.      Cawan petri steril
2.      Tabung reaksi steril
3.       Cotton swab
4.      Lampu spiritus
5.       Kertas pembungkus
6.      Paper dish (discus)
7.      Pinset
8.      Inkubator
9.      Penggaris
10.  Spidol
11.  Kertas tempel

B.     Bahan:
1.      Alkohol 70%
2.      Kapas
3.      Korek api
4.      Biakan Murni bakteri E.coli
5.      Medium agar
6.      Aquades
7.      Larutan ampicillin
8.      Larutan tetracyclin
9.      Larutan amoxilin
10.  Larutan penicillin G-meiji
11.  Larutan chlorampenicol

V.    PROSEDUR KERJA
1.      Mensterilkan kedua telapak tangan menggunakan alkohol 70%.
2.      Menyalakan lampu Bunsen menggunakan korek api
3.      Mengeringkan kedua cawan petri pada lampu bunsen.
4.      Menggaris bagian luar masing-masing cawan petri menjadi tiga bagian.
5.      Memberi penomoran pada setiap bagian.
6.      Menuangkan medium NA kedalam dua cawan petri yang sudah disterilkan, biarkan membeku.
7.      Membuka pembungkus cotton swab yang sudah steril.
8.      Membuka tabung yang berisi bakteri dengan jari kelingking, memfiksasi permukaan tabung, mengambil biakan bakteri dengan cotton swab yang sudah steril.
9.      Menutup kembali tabung dengan kapas.
10.  Menggoreskan bakteri biakan E.coli secara merata pada setiap bagian cawan petri menggunakan cotton swab.
11.  Menaruh paper dish di bagian tengah pada setiap bagian cawan petri dengan menggunakan pinset steril, menekan secara perlahan sampai tertanam pada agar.
12.  Menutup dan memmbungkus cawan petri menggunakan kertas pembungkus.
13.  Menginkubasi cawan petri selama 24jam pada suhu 30oC.
14.  Memasukkan cawan petri kedalam lemari es selama 15 menit.
15.  Membuka pembungkus cawan petri.
16.  Mengamati dan menghitung luas zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing bagian.
17.  Memfoto dan mencatat hasilnya.








VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL PENGAMATAN

GAMBAR
KETERANGAN
Kontrol Aquades

1
 
NO.1.jpg

·         Zona hambatan = 0 cm
·         Warna zona hambatan = tidak ada
Ampicillin

1
 
NO.2.jpg

·         Zona hambatan = 2,65 cm
·         Warna zona hambatan = bening
Tetracyclin
2
 
1
 
    
1
 
NO.3.jpg

·         Zona hambatan = 3,45 cm
·         Warna zona hambatan = bening
Amoxilin

1
 
NO.4.jpg

·         Zona hambatan = 1 cm
·         Warna zona hambatan = bening
Penicillin
G-meiji

1
 
      NO.5.jpg    

·         Zona hambatan = 2,1 cm
·         Warna zona hambatan = bening
Chlorampenicol

1
 
NO.6.jpg

·         Zona hambatan = 2,75 cm
·         Warna zona hambatan = bening

DAFTAR PUSTAKA
Chaidir J, Munaf S. 1994. Obat antimikroba. In : Munaf S, eds. Farmakologi Unsri. Jakarta : EGC.
Dwidjoseputro, D., Prof.,Dr. 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Yogapratamadione.2010.Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Laut Modul iv. Dalam
Pratiwi, Silvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga: Jakarta
Maulidafarmasi. 2012. Pengontrolan mikroorganisme. Dalam
Babebiologi.2013. Uji Resistensi. Dalam
Yayanajuz.2012. Laporan Praktikum Sensitivitas. Dalam